Memahami ekspresi emosi
Memahami Ekspresi Emosi
1.
Pengantar
Emosi
adalah keadaan internal yang memiliki manifestasi eksternal. Meskipun yang bisa
merasakan emosi hanyalah orang yang mengalaminya saja, namun orang lain kerap
dapat mengetahui hal tersebut, hal ini dikarenakan oleh pengekspresian emosi
yang berbagai macam bentuknya. Emosi diekspresikan dalam bentuk verbal maupun
nonverbal. Ekspresi verbal misalnya menulis dalam kata-kata, berbicara tentang
emosi yang dialami, dan lainnya. Ekspresi nonverbal misalnya perubahan ekspresi
wajah, ekspresi vokal atau (nada suara dan urutan pengucapan), perubahan
fisiologis, gerak dan isyarat tubuh, dan tindakan-tindakan emosional.
Emosi melibatkan perubahan ekspresi
wajah, sehingga, ekspresi wajah dapat merefleksikan emosi seseorang (Cacioppo
et.al, 1988; Izarad 1991;Rozin, Lowery & Ebert 1994, dalam Plutchick,
1994). Dan selanjutnya Ekman (1982) menegaskan, bahwa emosi yang sedang
dirasakan seseorang dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada
ekspresi wajahnya, karena tanda-tanda perubahan yang cepat pada wajah akan
memberikan informasi tentang emosi seseorang.
Emosi marah, sedih, senang, takut, dan
emosi lainnya sering diungkapkan melalui ekspresi wajah, gerak tangan, tubuh,
ataupun nada suara. Ekspresi nonverbal banyak berhubungan dengan situasi budaya
setempat dan perubahan fisiologis banyak menentukan kcschatan orang. KaHan erat
simasi budaya dan proses fisiologis ini rnembuat emosi sebagai salah satu
indikator kesehatan individu. Untuk itu perlu diteliti pengungkapan dan
pengartian emosi secara nonverbal. Pengungkapan dan pengartian yang tepat akan
menunjang kesehatan dan hubungan antara manusia satu dengan lainnya. Hal ini
penting untuk menunjang kerjasama di antara masyarakat dengan beda latarbudaya.
Hasil penelitian Keltner, Kring, & Bonanno (1999) telah menunjukkan pula
bahwa secara teoritis ekspresi wajah berhubungan secara signifikan dengan
penyesuaian setelah kematian pasangan, dalam hubungan jangka panjang, dan dalam
konteks gangguan psikologis kronik. Mereka mengkaji bukti yang menunjukkan
bahwa ungkapan emosi melalui ekspresi wajah berkaitan dengan hasil proses interpesonal
dan sosial.
2. Jenis-jenis
ekspresi emosi menurut para ahli
a. Ekman,Sullivan
& Matsumoto,1991 :
a. Marah
b. Jijik c. Takut
d. Bahagia
e.
Sedih f.
Terkejut g. Malu
b. McDougall (1926) :
a. Marah b. Muak
c. Girang d. Takut
e. Tertindas f. Menyakitkan g. Kagum
c. Oatley & Johnsonlaird (1987)
:
a. Marah b. Muak c.
Gelisah d. Senang
e. Kecewa
d. Arnold (1960) :
a. Marah b. Enggan
c. Berani d. Kesal
e. Ingin f. Putus asa g.takut
h. Benci
i. Berharap j. Cinta k.
kecewa
3. Bentuk-Bentuk Ekspresi Emosi
A. Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah atau mimik adalah hasil dari satu atau lebih gerakan atau posisi otot
pada wajah.
Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal,
dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang
mengamatinya. Ekspresi wajah merupakan salah satu cara penting dalam
menyampaikan pesan sosial dalam kehidupan manusia,
namun juga terjadi pada mamalia
lain dan beberapa spesies
hewan
lainnya.
Ekman, 1972,
menyatakan bahwa ekspresi wajah pada umumnya dianggap sebagai domain yang eksklusif
dari penelitian emosi, khususnya untuk ekspresi wajah pada emosi dasar
(Scherer, 1992). Orang dapat mengenali
emosi melalui tanda-tanda yang terlihat di wajah (Ekman & Friensen, 1984).
Ekspresi wajah tersebut dapat menunjukan rasa gembira, jijik, marah, sedih,
takut, dan terkejut. Emosi-emosi ini dapat terlihat melalui gerakan-gerakan
otot dari dahi, sekitar mata, hidung dan mulut. Paul Ekman dan koleganya
(Ekman, Sorenson, dan Friesen, 1969; Ekman, 1972 dalam John W. Santrock) telah
melakukan penelitian mengenai ekspresi emosi yang dimiliki oleh individu dari
beberapa latar belakang budaya yang berbeda-beda, yaitu: Amerika Serikat,
Brazil, Chile, Argentina, dan Jepang. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa
ekspresi wajah tertentu memiliki makna universal, tanpa memandang kultur tempat
individu yang bersangkutan dibesarkan. Ekspresi yang diteliti adalah ekpresi
kegembiraan (happiness), rasa jijik (disgust), terkejut (surprise), kesedihan (sadness), kemarahan (anger), dan ketakutan (fear). Pada hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa setiap negara yang diteliti memiliki ekspresi
kemarahan yang sama, yaitu dengan menunjukkan cirri-ciri wajah memerah, kening
berkerut, lubang hidung membesar, dan rahang mengatup.
4. Sifat-sifat emosi pada ekspresi wajah
Emosi pada ekspresi wajah dapat tampil
dalam bentuk yaitu:
a. Universal
Universal dibuktikan melalui penelitian
Ekman, Sorenson dan Friesen pada tahun 1969 (Plutchick, 1994). Mereka
menampilkan 30 gambar yang terdiri dari gambar pria dan wanita, anakanak dan
orang dewasa, maupun aktor dan pasien penyakit jiwa, kepada responden yang
merupakan mahasiswa di berbagai negara. Hasil dari penelitian ini memuaskan dan
menunjukkan adanya kesepakatan yang universal dalam mengenali berbagai emosi
dasar. Tahun 1971, mereka kembali melakukan penelitian terhadap masyarakat yang
cukup terisolasi di bagian Tenggara Papua Nugini dengan hasil yang memuaskan,
yaitu di antara orang dewasa dan anak-anak pada masyarakat tersebut terdapat
kesepakatan yang sama dengan penelitian di atas dalam mengenali berbagai
ekspresi emosi yang tampak.
b. Hasil regulasi (display rule).
Individu bisa saja berbohong mengenai
perasaan yang sesungguhnya ia alami. Orang yang marah, misalnya, bisa
menyatakan bahwa ia tidak marah. Meskipun demikian, kebohongan ini bisa
dikenali bila kita mengamati emosi pada ekspresi wajah, ketika manusia merasa
tidak diamati. Pola ini menurut Frijda, 1986 (Markam,1992) sebut juga dengan
regulasi emosi, yaitu terjadinya proses-proses yang berfungsi merubah proses-proses
lain (tindakan, pengalaman) yang ditimpulkan oleh situasi. Jadi, bila individu
dalam keadaan sedih individu tersebut berekspresi bahagia karehhna ada sumber
sosial tertentu yang membuatnya meregulasi emosi tersebut. Adapun sumbersumber sosial
terjadinya regulasi menurut Frijda, 1986 (Markam,1992) yaitu adanya berupa kepentingan
orang lain dan norma-norma dalam interaksi sosial (display rules, felling
rules dan civilazation).
Sebagian
ekspresi wajah dapat diketahui maksudnya dengan mudah. Namun, beberapa ekspresi
lainnya sulit diartikan, misalnya ketakutan dan kejijikan kadang sulit
dibedakan. Selain itu, kadang-kadang suatu wajah dapat disalahartikan mengalami
emosi tertentu, karena susunan otot-otot wajah orang tersebut secara alami
menyerupai wajah seseorang yang mengalami ekspresi tertentu, misalnya wajah
seseorang yang tampak selalu tersenyum.
Wajah atau muka itu sendiri adalah bagian depan
dari kepala,
pada manusia meliputi wilayah dari dahi hingga dagu, termasuk rambut, dahi, alis, mata,
hidung,
pipi,
mulut,
bibir,
gigi,
kulit,
dan dagu. Wajah terutama digunakan untuk ekspresi
wajah, penampilan, serta identitas. Resume Translate Handbook.
5. Jenis
– jenis emosi dan deskripsinya masing-masing
Jenis emosi
|
Deskripsinya
|
Netral
|
1.Seluruh otot wajah dalam kondisi rileks
2.Kelopak mata bersinggungan dengan retina
3.Bibir atas dan bawah saling bersentuhan
4.Garis bibir berbentuk horisontal dan ujung bibir rata
5.Mulut tertutup
6.Gigi atas dan bawah saling bersetuhan
|
Senang
|
1.Posisi alis mata rileks.
2.Posisi mulut terbuka dan ujung mulut tertarik ke arah
telinga
|
Sedih
|
1.Posisi alis mata bagian dalam terangkat keatas.
2.Mata agak terpejam
3.Bentuk mulut rileks.
|
Marah
|
1.Posisi alis mata bagian dalam tertarik kebawah
2.Mata terbuka lebar.
3.Bibir atas dan bawah saling menekan atau terbuka lebaru ntuk
memperlihatkan gigi.
|
Takut
|
1.Posisi alis mata terangkat keatas dan bersama-sama, dimana
bagian dalam alis cenderung lebih keatas.
2.Mata tegang dan perhatian.
|
Jijik
|
1.Posisi alis mata dan kelopak mata rileks.
2.Mulut bagian atas terangkat dan melengkung.
|
6. Penemuan
penting dari penelitian tentang ekspresi emosi
1.
kepercayaan yang sedang berlangsung
tentang pengetahuan bahwa hubugan emosi dan ketersendirian dan pusat keraguan
struktur sistem,dapat membawa penemuan mekanisme psikologi mengenai kontribusi
dari perbedaan gangguan. Contohnya : depresi dalam bekerja, kekurangan afek
positif, mengistirahatkan otak yang tidak seimbang, dan hubungan bekerja
sendiri dan kesadaran diri.
2.
menujukkan tentang apa iti emosi
ekspresi wajah, penelitian mulai mendokumenkan
bagaimana dasar emosional dari gangguan.
3.
psikologi menjelaskan bahwa bentuk
khusus dari interaksi dan keterhubungan dari gangguan.individu. contohnya :
individu yang psikopat menunjukkan respon tersendiri dalam ekspresi wajah marah
tetapi tidak kesedihan, mereka mungkin boleh gagal dalam cara yang menyebabkan stress bahwa kebiasaannya anti
social.
ekspresi
wajah dapat digunakan sebagai bentuk dalam merespon treatment dan trauma,
contohnya : dalam kehilangan dukungan.
4. Psikopatologi
dan Ekspresi Emosi Wajah
Awal peneltian telah mendeskripsikan sebagian besar
dalam bentuk sifat, bagaimana perbedan gangguan mempunyai perbedaan dalam emosi
ekspresi wajah contohnya, pasien yang
mengalami depresi menunjukkan keterbatasan ekspresi wajah pada umumnya ekspresi
emosi positif. Sedangkan pasien skizofrenia menunjukkan sangat sedikit ekspresi
wajah daripada orang normal dalam merespon film yang menibulkan atau
membangkitkan respon emosi, dalam merespon film kartun, dan selama berinteraksi
social, tetapi mereka mempunyai pengalaman dalam persamaan sekitar respon emosi
dalam reaksi respon kulit (lebih banyak reaksi pada kulit) seperti orang
normal.
B. Ekspresi Vocal
Ekspresi vokal dapat berupa nada suara dan
urutan pengucapan.Biasanya nada suara vokal seseorang akan berubah mengiringi
emosi yang dialami. Seseorang yang marah nada suaranya akan meninggi. Mereka
yang bahagia akan lepas dan lancar. Sedangkan mereka yang sedih mungkin
terbata-bata. Tidak jarang kita tahu emosi yang dialami seseorang hanya dari
nada suaranya saja.
C. Ekspresi Emosi dalam Musik
Sejatinya musik adalah ritme bunyi
yang harmonis. Musik merupakan alternatif sarana katarsis bagi seseorang. Di
dalam musik terdapat melodi, dinamika , suara keras lembut, irama cepat lambat
atau elemen-elemen lain. Memainkan alat musik merupakan alternative katarsis
bagi seseorang. Dengan musik ia dapat mengatur irama sesuai dengan mood yang
dimilikinya. Dengan bermain musik seseorang terlalih mengelola dan
mengendalikan emosi secara ritmis. Adapun yang terkandung dalam
mendengarkan ritme musik adalah kepekaan mengenali perasaan.
Kadang-kadang musik dapat menggugah semangat, menggairahkan, menghilangkan
ketegangan atau bahkan untuk sementara dapat memberikan suasana tentram . Musik
memang merupakan alat bantu untuk mengekspresikan kata hati.
Menurut Alf
Gabrielsson, seorang ahli di bidang psikologi musik, untuk memahami ekspresi
emosi dalam musik, kita perlu membedakan antara proses “emotion perception” dan “emotion induction”. Maksudnya,
seorang pendengar musik dapat saja menangkap
ekspresi emosi dari sebuah musik tanpa perlu mengalami emosi itu sendiri.
Proses inilah yang dimaksud dengan emotion perception atau persepsi emosi yang
terkandung dalam musik. Itu artinya ada nilai “objektif” dari fungsi emosional
musik, yang membuat kita sebagai pendengar dapat mengenali musik yang bernuansa
’sedih’, ‘gembira’, ‘relaxing’ , dsb. Lebih jauh lagi, saat mendengar sebuah
musik, kita dapat ‘mengalami’ emosi tertentu. Inilah
proses emotion induction, di mana musik membawa kita hanyut dalam emosi
tertentu. Seseorang, karenanya, dapat dengan bebas memberikan
respon emosi terhadap musik yang didengarnya. Secara gamang, emotion perception
dimaksudkan sebagai kerja intelektual (sebatas proses persepsi kognitif)
sementara emotion induction melibatkan respon emosional (apa yang dirasakan
saat mendengar musik tertentu). Di samping itu, perbedaan keduanya akan sangat
terlihat ketika kita mencermati hubungan emotion
perception dan emotion induction
itu sendiri. Tidak secara otomatis penikmat musik akan merasakan emosi sejalan
dengan ekspresi emosi yang ditampilkan dalam si musik.
Musik memiliki
2 fungsi pokok :
a. Sarana
nemesis : tranformasi dan imitasi dari luar ke dalam diri manusia. Dimana dalam
musik dituangkan melalui bentuk-bentuk pertunjukan opera.Fungsi emosi itu
sendiri dalam opera adalah merefleksikan emosi melalui kata-kata dan gerakan.
b. Sarana
katarsis : musik dapat menjadi sarana pengekspresian diri.Baik melalui alur
cerita,musik dan watak tokoh yg diperankan.
Dalam penyajian
musik itu sendiri dapat dijadikan sebagai ekspresi diri individu,maka terkadang
alunan musik yang terdengar dapat seperti menampilkan keadaan yang
menyedihkan,gembira,kecewa,benci,marah,dll.
Budaya dan
Emosimusikal
Kebudayaan juga
punya pengaruh terhadap respon emosi melalui musik sebagai stimulus non verbal.
Menurut Juslin
dan Sloboda (2001), latar belakang penciptaan musik terkait dengan kondisi
budaya dan aspek-aspek sosiopsikologis yang ada di lingkup pencipta musik
tersebut.
Sedangkan
menurut Hidajat (2005), budaya secara nyata tidak dapat dilepaskan dalam pemaknaan
musik melalui emosi individu yang menciptakan musik tersebut. Faktor-faktor
budaya dapat mempengaruhi alunan musik yang ditampilkan oleh individu. Misalnya
:
Musik acara perkawinan
di Jawa lebih terkesan lembut daripada alunan musik acara perkawinan di daerah
Tapanuli.
Ekspresi emosi
yang ditampilkan dalam musik dapat dinilai dari beberapa hal seperti :
1)
Elemen tempo dari musik yang ditampilkan
2)
Timbre
3)
Serta kompleksitas musik yang disajikan
Misalnya, tempo
cepat untuk musik yang riang dan tangga nada minor untuk menyampaikan
kesedihan. Sampai di sini, para gitaris melakukan proses penilaian musik secara
intelektual (persepsi emosi). Di lain pihak, gitaris akan memahami bahwa musik
bisa juga mencuatkan sisi melankolis mereka (terinduksi emosi).
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa musik yang ekspresif nilainya ada pada musik itu sendiri
(karenanya dapat dilakukan emotion perception) sekaligus pada si pendengar
(terkait dengan emotion induction). Yang perlu diperhatikan lagi adalah adanya
faktor ketiga: faktor situasional. Bagaimana musik itu dipresentasikan
berpengaruh juga dalam urusan emosi ini. Misalnya, coba saja bandingkan sensasi
emosional Anda saat mendengar sebuah musik sendu saat sebenarnya Anda sedang
merasa senang dan saat Anda sedang meresa sedih, tentunya akan berbeda.
D. Bahasa
Bahasa
memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai alat komunikasi, alat ekspresi,
integrasi, untuk tujuan praktis,artistik dan filosofis. Melalui bahasa, manusia
dapat mengekspresikan apa yang tengah dirasakan atau dipikirkan. Pikiran dan
perasaan tersebut direalisasikan dalam bentuk ragam bahasa verbal dan
nonverbal. Contohnya, ketika seseorang sedang sedih atau senang akan
mengekspresikannya dengan menulis buku harian, menulis puisi, lirik lagu,
cerita ataupun karya tulis atau pun bentuk bahasa tulis lainnya. Sedangkan
ekspresi bahasa non verbal, yaitu ketika manusia mengekspresikan emosinya
dengan menangis, menari, melontarkan kalimat – kalimat amarah, dan lain – lain.
Dengan membahasakan ekspresi tersebut manusia akan merasa tenang dan terbebas
dari tekanan emosi yang dirasakannya.
E. Gambar
Menggambar merupakan aktivitas yang
didukung oleh proses kognitif, persepsual dan psikomotorik. Menggambar
merupakan salah satu cara mengekspresikan diri. Ekspresi kemarahan atau agresi
misalnya, dapat dituangkan dalam gambar tanpa konsekuensi merusak lingkungan
fisik. Bahkan adakalanya ia menjadi alat komunikasi yang efektif. Disamping itu
menggambar juga merupakan pengenalan dan penuangan ide maupun emosi secara
konkret dari yang biasanya bersifat abstrak ke dalam symbol-simbol tertentu.
Dan symbol-simbol ini seringkali digunakan sebagai fantasi. Oleh karenanya,
melalui gambar, seseorang dapat membaca emosi dan menangkap ide
yang diungkan oleh orang lain. Gambar berfungsi sebagai alaat bantu
mengembangkan imajinasi. Dalam kehiduan sosial, imajinasi ini penating untuk
empati. Sedangkan dalam kehidupan intelektual dan kehidupan sehari-hari
imajinasi penting untuk melakukan antisipasi dan
perencanaan.
F.
Ritme dan
Gerak
Bergerak
merupakan media untuk mengekspresikan pembebasan dari sesuatu yang tidak enak.
Gerak merupakan simbolisasi, displacement maupun katarsis. Bahkan secara
ritual, gerak merupakan suatu sarana mengekspresikan dan mengalihkan ketakutan,
kesedihan, kemarahan, kenikmatan, permohonan maupun ampunan. Terutama
anak-anak, sangat menyukai gerak. Bila gerakan diatur, anak sering mengundurkan
diri, takut membuat kesalahan. Aktivitas ritme dan gerak ini dapat berupa
permainan, tarian, akrobatik maupun pantomim atau operet. Melalui kegiatan ini
seseorang berlatih mengembangkan imajinasi untuk membuat suatu harmoni antara
ritme dan gerak, sebuah presentasi dari emosi yang dimiliki.
G.
Seni
Peran
Secara
psikologis bermain peran mempunyai fungsi terapis yang tidak kecil artinya.
Banyak kasus dipecahkan melalui bermain peran. Melalui bermain peran
seseorang akan menjadi paham dan mengerti sesuatu dan atau orang lain.
Ketika seorang seorang pekerja pabrik bermain peran sebagi manajer,
ia dapat memahami bahwa menjadi majikan memang tidak mudah yang karenanya
kadang-kadang harus pelit dan berkuasa. Bermain peran merupakan media ekspresi
emosi yang paling kompleks. Dalam bermain peran banyak imajinasi yang harus
dikembangkan, yaitu imajinasi rasa, peran itu sendiri maupun hal-hal lain yang mendukung
peran yang dimainkan.
H.
Sastra
Bentuk lain
untuk mengekspresikan dan mempelajari serta memahami emosi adalah dengan
menulis dan membaca indah. Melalui aktivitas ini seseorang dilatih untuk
menyuarakan kata hati, keinginan maupun perasaan-perasaannya. Tulisan yang
komunikatif, dibuat berdasarkan proses pengamatan yang seksama atas berbagai
peristiwa yang menarik di sekitar. Dengan menulis seseroang akan dibiasakan dan
bersahabat dan berkomunikasi dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Sedangkan
dengan membaca (mendongeng dll), seseorang dilatih untuk peka terhadap perasaan
orang lain yang dituangkan dalam tulisan. Dengan membaca tulisan seseorang
terlatih untuk mampu memperdengarkan dan membayangkan pesan yang disampaikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Atkinson, Rita
L. dkk. 2008 Pengantar Psikologi II, Jakarta : Erlangga
Djohan.2009.Psikologi Musik.Yogyakarta: Galang Press
Hude darwis.emosi.Jakarta: Erlangga.
Jurnal teknologi
informasi.agen cerdas animasi wajah untuk tebak kata. Volume 6 nomor 1, April
2010.
Johana E.
Prawitasa ri Hadiyono.emosi dan ekspresi
dalam masyarakat. Ebook reader. Diunduh tanggal 13 september 2011.
Ekspresi emosi
dan Autisitik oleh neila ramdhani dan staff pengajar fakultas psikologi
univeritas Gajah mada
http://muhammad-reza.blogspot.com/2010/01/memahami-ekspresi-emosi.html
nonton online streaming film kartun
BalasHapusnonton online streaming film anime
nonton online streaming film animasi
nonton online streaming film 3D 4D